Pandemi Covid-19 yang menyerang berbagai penjuru dunia sejak akhir tahun 2019 menuntut kesigapan semua sentra kehidupan, tidak terkecuali pendidikan. Sejak pandemi Covid-19, pendidikan di Indonesia menjadi sektor yang tidak kalah penting yang terus diupayakan kemaksimalannya. Pasalnya, 45,5 juta siswa seluruh Indonesia adalah generasi emas yang akan menjadi pemimpin dan pertahanan kedaulatan NKRI di masa depan berhak untuk mendapatkan pendidikan.
Pandemi Covid-19 menjadi alat evaluasi bagi pemerintah, guru, orang tua, dan siswa. Evaluasi ini menguak tabir sejauh mana pendidikan di negeri ini menuju Indonesia maju. Hasil evaluasi ini diharapkan menjadi motivasi bagi semua pihak untuk berbenah menjadi lebih baik. Hingga ketika pandemi ini berakhir berbagai daerah telah menuju ke pendidikan 4.0.
Evaluasi pertama, bagi pemerintah. Menteri pendidikan dan jajarannya mengatur pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk dilaksanakan oleh sekolah sehingga hak para siswa memperoleh pendidikan terpenuhi. Berbagai metode telah dibagikan melalui berbagai seminar virtual, berbagai kerjasama disepakati dari pemanfaatan stasiun TV, radio dan berbagai portal pendidikan. Namun, upaya ini tidak dapat dirasakan oleh sekolah atau siswa-siswa di daerah terpencil karena tidak adanya akses jaringan. Selain itu, siswa yang berada di daerah berkembang termasuk perkotaan yang telah memiliki akses jaringan masih banyak pula yang terkendala finansial untuk ketersedian gawai, laptop/PC, kuota internet dan sebagainya. Kondisi inilah menjadi tugas pemerintah sebagai bahan evaluasi dalam berbenah tidak hanya ketersediaan akses jaringan tetapi fasilitas pendidikan terutama bagi siswa pra sejahtera.
Evaluasi kedua, bagi guru. Guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan dituntut mulai mengubah kebiasaan mengajar dari pembelajaran luar jaringan menjadi pembelajaran dalam jaringan. Para guru harus mencoba berbagai portal pendidikan dan berbagai aplikasi serta memanfaatkan berbagai sosial media sebagai sarana pembelajaran. Guru perlu berinovasi guna mencari solusi dan meminimalisir masalah yang timbul dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Alhasil, para guru menemukan metode untuk pembelajarannya sesuai dengan kondisi dirinya, siswa dan lingkungan sekitarnya. Namun, masih banyak guru yang salah kaprah dengan arti pembelajaran jarak jauh. Mulai dengan pemberian tugas tanpa jeda dan tanpa tunggu nanti, tidak meng-upgrade pengetahuannya, dan kurang mahir memanfaatkan IT. Inilah, evaluasi yang perlu dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensinya tidak hanya satu atau dua kompetensi, tetapi keempat kompetensi, pedagogik, profesional, sosial dan kepribadiannya.
Foto: Guru sedang mengajar dengan memanfaatkan FB untuk siaran langsung di grup pembelajaran yang telah dibuat
Evaluasi ketiga, bagi orang tua. Pandemi Covid-19 menjadi evaluasi sejauhmana peran orang tua mendukung pendidikan untuk si anak. Pandemi ini menghentikan maraknya berita kesalahpahaman guru dan orang tua yang berakhir ke ranah hukum. Orang tua kembali mempercayakan anak-anaknya diajar, dan dibimbing oleh para guru. Pandemi ini juga kini mengajarkan bagi orang tua bahwa guru adalah tim untuk melejitkan pengetahuan dan keterampilan anak. Para orang tua mulai mengerti tidak mudah menghadirkan orang lain untuk mendidik anak mereka selain para guru. Kini teriakan kapan sekolah di suarakan oleh orang tua.
Evaluasi keempat, bagi siswa. Siswa dituntut untuk mandiri dan kreatif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Kebiasaan menjadikan guru sebagai informan terbesar dalam pengetahuan dan keterampilan kini akan beralih ke pencarian mandiri atau pembelajaran otodidak yang dilakukan siswa. Siswa akan lebih mengerti arti guru dalam pembelajaran. Jika pengetahuan dapat diperoleh dari mesin-mesin pencari, seperti google, tetapi tidak dengan guru. Guru tidak hanya memberi pengetahuan, tetapi karakter ditransfer/ditumbuhkan pada siswa, melahirkan rasa kasih sayang dan empati di hati para siswa. Pada akhirnya, mereka akan lebih menghargai arti dan peran para guru.
Pandemi Covid-19 adalah alat evaluasi dalam pendidikan menuju Indonesia Maju. Indonesia yang merdeka dari ketiadaan akses jaringan, Indonesia yang para pejuang pendidikan terus meng-upgrade pengetahuannya sesuai dengan zaman dan lingkungannya, Indonesia yang para orang tua menjadi mitra para guru untuk membangun negeri dengan menyiapkan generasi-generasi terbaik dan Indonesia yang para siswanya sadar peran dan tanggung jawabnya. Hingga ketika saatnya tiba, pandemi Covid-19 berakhir pembenahan menuju pendidikan 4.0 telah merata ke seluruh negeri dan menyambut pendidikan 5.0.
***
Kunjungi: http://wijayalabs.com
Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Blog Guru Tingkat Nasional
Terima Kasih.
Peserta lomba blog nomor 51
ReplyDeleteSiap pak
DeleteMantap....♥️♥️♥️♥️
ReplyDelete😍
Delete