Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara


         Oleh: Nurjannah Tamil, S.Pd., M.Pd

Kesimpulan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.”

Beberapa di antara pandangan pemikiran Ki Hadjar Dewantara lainnya adalah(1) Panca Dharma, yaitu bahwa pendidikan perlu beralasakan lima dasar, yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. (2) Kon-3, yaitu bahwa penyelenggaraan pendidikan harus berdasarkan asas kontinuitas, konvergensi dan konsentris, dalam arti proses pendidikan perlu berkelanjutan, terpadu dan berakar di bumi tempat dilangsungkannya proses pendidikan. (3) Tri pusat pendidikan, bahwa pendidikan hendaklah berlangsung di tiga lingkungan, yang dikenal dengan nama tripusat, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang saling berhubungan simbiotis dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Asas-Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan  tumbuhnya kekuatan kodrat anak.”

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama.” KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya. KHD mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

Budi Pekerti

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia. Lebih lanjut KHD menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga menjadi ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan pusat pendidikan lainnya. Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antar satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, Peran orang tua sebagai guru, menuntun dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak

 

Refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru

 1. Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari modul 1.1, saya menerapkan strategi pembelajaran yang sama antar setiap siswa dan setiap kelas. Meskipun sesekali karena kebutuhan penelitian saya melakukan perbedaan strategi pembelajaran dalam tiap kelas. Namun, secara umum, Strategi pembelajaran, baik model, metode ataupun aktivitas siswa sama meskipun berbeda kelas. Setelah mempelajari modul 1.1 saya kembali diingatkan untuk memperhatikan setiap potensi yang dimiliki siswa. Setiap siswa berbeda maka perlakuan pun harus berbeda jika ingin menghasilkan pelajar yang berkualitas. Sebagaimana yang dikatakan Ki Hadjar dewantara mereka ibarat benih-benih tanaman dan guru adalah petani. Di tangan petani yang berpengetahuan, inovatif, kreatif akan menghasilkan tanaman yang terbaik. Begitulah para guru, sehingga saya bersemangat untuk terus mengupgrade pengetahuan untuk bisa menjadi guru yang kreatif, inovatif dan berpengetahuan.

  1. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini? 

Perubahan yang terjadi pada saya terkait pemikiran dan perilaku adalah  saya harus berusaha menciptakan  pembelajaran berpusat kepada siswa. Meskipun beberapa kali saya mencoba menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Namun, tetap saja seringkali pembelajaran kembali berpusat kepada saya. Hal ini disebabkan karena saya lupa mereka memiliki potensi yang berbeda sementara itu saya memberi perlakuan yang sama. Dengan pemikiran mereka memiliki potensi yang berbeda maka saya pun bisa lebih saba,r menghadapi perbedaan ini dan lebih bijak dalam pembelajaran di dalam kelas

3.    Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?  

A.           Saya mengklasifikasi potensi siswa yang dapat saya tuntun sehingga pembelajaran saya tidak menyenangkan hanya sebagian siswa, dan tidak mempersulit sebagian siswa pula.

B.            Mempertahankan aktivitas pembelajaran yang bersifat permainan atau belajar sambil bermain.

C.            Selalu berpegang teguh pada 3 konsep pendidikan Bapak Ki Hadjar Dewantara “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.”


Comments