Oleh: Nurjannah Tamil
Tulisan
ini merupakan pengalaman yang terjadi pada saat pembelajaran tatap muka
berlangsung dengan memanfaatkan kelas maya di SMA Negeri 1 Uepai.
Uepai, 18 September 2018,
Sistem error, jaringan
tidak stabil, kuota internet tidak mencukupi dan listrik padam inilah kondisi
yang harus diantisipasi guru ketika memanfaatkan kelas maya.Guru harus
memiliki kemampuan cepat tanggap dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tetap
harus berlangsung tanpa kelas maya walaupun semalaman guru telah menyiapkan
rencana pembelajaran hari itu memanfaatkan kelas maya. Saat ini kelas maya
masih berfungsi sebagai pendamping guru dalam pembelajaran tatap muka. Kelas
maya bukan sebagai pengganti guru walaupun seringkali dimanfaatkan tanpa tatap
muka dengan guru. Kondisi baik materi dan non materi menjadi faktor kelas maya
belum berdiri sendiri sesuai maknanya.
Akhir-akhir ini
pembelajaran berfokus dengan memanfaatkan kelas maya. Pembelajaran sebelumnya berjalan
lancar dan tanpa hambatan yang berarti. Kelas X Mipa1 dan kelas XI
IPS3 merupakan kelas dengan memanfaatkan kelas maya pada
pembelajaran. Fokus pemanfaatan kelas maya pada kelas X Mipa1 adalah
siswa sedangkan kelas XI IPS3 fokus pemanfaatan kelas maya adalah
guru. Kondisi ini disebabkan hanya beberapa siswa yang memiliki smartphone untuk dapat mengakses kelas
maya. Selain itu, sekolah baru menyiapkan fasilitas laboratorium komputer.
Bantuan alat TIK dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2018 memberi
harapan dan semangat dalam pemanfaatan kelas maya.
Kelas X Mipa1 dengan
jumlah siswa mencapai 30 siswa hanya ada enam siswa yang memiliki smartphone yang siap digunakan untuk mengakses kelas maya. Enam siswa ini menjadi
dasar pembagian kelompok dalam pembelajaran dengan berbantukan kelas maya.
Pembagian ini bertujuan agar seluruh siswa mengenal kelas maya walaupun
pemanfaatannya belum maksimal. Kelas dengan siswa sebagai fokus pemanfaatan
kelas maya menuntut siswa mengakses kelas maya dalam proses pembelajaran. Hari itu,
siswa hanya dapat login kemudian langkah selanjutnya terhenti. Terjadi
kesalahan saat request, teks yang selalu tampil pada layar smartphone. Penantian di lakukan demi belajar dengan memanfaatkan
kelas maya. Namun, Tidak ada yang berubah, sistem masih saja error walaupun saat itu jaringan dalam
keadaan stabil.
Pembelajaran pun
diputuskan dengan tidak memanfaatkan kelas maya. Guru mengambil alih
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Buku paket yang tersedia di
perpustakaan menjadi sumber belajar saat itu. Dalam proses belajar seorang
siswa kemudian berdiri dari kelompoknya, “Bu,
bolehkah saya gunakan materi yang dikelas maya, saya lebih paham?”. Saat
yang lain termaksud guru tidak dapat mengakses kelas maya ada siswa yang
menyatakan memilih belajar di kelas maya. Komunikasi yang dilakukan diketahui
bahwa siswa tersebut telah menonton materi subuh hari dan melakukan screenshot pada setiap halaman video
sehingga menjadi sebuah gambar. Hal ini membuat siswa memilih belajar
mengunakan gambar tersebut daripada menggunakan buku paket. Pembelajaran
kembali berlangsung dan kelompok tersebut menggunakan gambar sebagai sumber
belajar.
Kejadian di kelas X Mipa1
merupakan salah satu keunggulan kelas maya yaitu dapat di akses sebelum pembelajaran
tatap muka berlangsung. Keunggulan ini dapat dimanfaatkan
siswa sebagai bagian dari stimulus dan menjadi pengetahuan awal bahkan dapat
sampai pada fase menarik kesimpulan oleh siswa. Hal ini disebabkan materi yang
disediakan dalam bentuk video sudah ditonton guru terlebih dahulu untuk
menyamakan pemahaman konsep. Jika semua siswa mengakses materi sehari sebelum
pembelajaran tatap muka maka pembelajaran di kelas maya dapat dilakukan secara offline ketika sistem error.
Berbeda dengan kelas XI
IPS3 fokus pemanfaatan kelas maya adalah guru. Jumlah siswa dikelas
ini adalah 24 siswa namun di kelas ini siswa tidak dibagi dalam kelompok untuk
mengakses kelas maya. Hal ini disebabkan penguna smartphone yang siap mengakses kelas maya hanya tiga orang. Oleh
karena itu, kelas ini memfokuskan keuntungan kelas maya bagi guru. Hari itu,
guru merencanakan kegiatan remedial dengan memanfaatkan kelas maya. Beberapa
materi yang telah lalu akan di putar kembali sebagai penguatan untuk kembali
menjawab soal. Namun, rencana pembelajaran tidak dapat terlaksana karena sistem
yang error. Kelas tetap berlangsung
tanpa kelas maya tetapi tetap
menggunakan bahan ajar yang dibuat guru yang telah di tautkan ke kelas maya dan
juga menggunakan buku paket sebagai sumber belajar.
Materi
buatan guru yang di tautkan di kelas maya adalah salah satu pengembangan kompetensi
profesional guru. Pengembangan
kompetensi profesional merupakan salah satu keunggulan dari kelas maya bagi
guru. Guru yang mencipta materinya sendiri misalnya dalam bentuk power point ataupun video dapat
memanfaatkannya di dalam kelas walaupun terjadi kondisi yang tidak dapat di
hindarkan seperti error nya sistem.
Error-nya
sistem saat pembelajaran memanfaatkan kelas maya membutuhkan antisipasi guru
dari awal. Misalnya: (1) memberi informasi kepada siswa agar lebih awal
mengakses kelas maya sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung; dan (2)
membuat bahan ajar sendiri atau mendownload video dari youtube yang telah di
tautkan dikelas maya. Artinya, jika terjadi kondisi yang tidak diharapkan
seperti sistem error, jaringan terputus dan sebagainya pembelajaran dengan
memanfaatkan kelas maya dapat dilakukan secara offline.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete