PGP: Refleksi filosofis pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Refleksi filosofis pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Pengetahuan dan pengalaman baru selama sepekan pendidikan guru pengerak membuat saya memahanmi pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Secara umum memiliki lima pokok pemikiran  yakni (1) Rakyat perlu diberi  hak dalam kesempatan yang sama untuk mendapat pendidikan berkualitas sesuai kepentingan hidup, kebudayaan dan kepentingan hidup kemasyarakatan, (2) jangan menyeragamkan hal yang tidak perlu. Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak dan masyarakat yang satu dengan yang lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi, (3) bermain adalah tuntutan jiwa anak untuk menuju kearah kemajuan hidup jasmani maupun rohani, (4) anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik. Tak mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya, dan (5) Ing ngarso sung tulodho, in madyo mangun karso, tut wuri handayani. Atau Di depan memberi contoh, ditengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan.

Beberapa di antara pandangan pemikiran Ki Hadjar Dewantara lainnya adalah (1) Panca Dharma, yaitu bahwa pendidikan perlu beralasakan lima dasar, yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. (2) Kon-3, yaitu bahwa penyelenggaraan pendidikan harus berdasarkan asas kontinuitas, konvergensi dan konsentris, dalam arti proses pendidikan perlu berkelanjutan, terpadu dan berakar di bumi tempat dilangsungkannya proses pendidikan. (3) Tri pusat pendidikan, bahwa pendidikan hendaklah berlangsung di tiga lingkungan, yang dikenal dengan nama tripusat, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang saling berhubungan simbiotis dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Selanjutnya, pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara juga merupakan kekuatan saya dalam pembelajaran yang saya terapkan terutama makna dari “Ing ngarso sung tulodho, in madyo mangun karso, tut wuri handayani”. Atau Di depan memberi contoh, ditengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan.

Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru ini, saya harus sedikit mengeser keyakinan saya terhadap kalimat yang biasa saya gunakan untuk memotivasi siswa saya ketika mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Saya selalu berkata, “Ada yang terlahir dengan kemampuan matematika yang luar biasa sehingga tidak sulit jika kalian mau belajar, tetapi yang terlahir  dengan kemampuan berhitung rendah ataupun kurang sekali harus mengandalkan semangat “ala bisa karena biasa” sehingga perlu banyak berlatih.” Namun, setelah melihat pemikiran KI Hadjar dewantara bahwa guru tidak mampu mengubah padi menadi jagung ataupun sebaliknya, membuat saya memahami saya hanya perlu menuntun mereka menemukan bakat/kodrat yang mereka miliki.

Dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya berharap perubahan dalam kelas saya terutama semangat siswa karena perubahan cara pandang saya membuat mereka termotivasi menemukan bakat sesungguhnya yang mereka miliki

Comments