Cerpen Part 1: "Aku Aleena"

Dear.....
Aku Aleena, mahasiswi semester 7 di Perguruan Tinggi Negeri di kotaku, calon guru. Menjadi guru tepatnya adalah keinginan Ayahku,

"Aleena.....,"
Seseorang memanggilku dari belakang menghentikan tanganku yang tengah iseng menulis siapakah aku.

"ehm," aku berbalik dan tahu kalau yang memanggilku Aish tidak biasanya Ia memanggilku dengan nama lengkapku.

Aish adalah sahabatku. Aisyah Ayu Anastasya. Ia terlahir sebagai anak konglomerat. Tak ada cela yang bisa kulihat darinya selain satu hal.

"Kenapa lama sekali ini dosen masuk?" tanyanya padaku.

"Saya kira kamu senang tidak masuk dosen."  jawabku sambil tertawa.

"Kamu dech,  kalau dosen ini saya suka cara mengajarnya seperti mudah itu kalkulus," dengan nada seriusnya.

Aku hanya diam dan tidak menanggapi Aish kali ini dan melanjutkan tulisanku.

Dear...
Ayahku hanya seorang tukang becak. Penghasilannya hanya cukup untuk makan dan bayar kontrakkan rumah. Mungkin itulah sebabnya ibuku meninggalkan kami. Saat itu Aku masih kelas 1 SMP. Hidup sebagai anak tunggal dari keluarga miskin menuntutku belajar dengan kuat mengejar beasiswa. Tidak hanya itu, di kampus Aku juga mengabaikan malu hingga harus membawa jualan yang bisa terangkut dalam tas doraemonku. Dari polpen sampai permen. Tepatnya aku menjual apa yang bisa kujual di dalam ruang  G2.

"Na, kamu tulis apa?"  Ia mencoba mengintip buku catatan kecilku.

"Kepo dech, dosen tidak masuk ini kita pulang saja  sudah lewat sejam menunggu disini tanpa kabar". Sembari berdiri meninggalkan tempat dudukku.

"Oke"

***
Dear...
Malam ini seperti biasa, di kontrakkan yang sejak dulu Ayah sewa. Semoga Tuhan mengizinkan takdir kami berubah.

"Na.....," Ayah mengetuk pintu kamarku.

"Iya.....," teriakku dari dalam kamar menghentikan tulisanku dan bergegas membuka pintu.

"Ini hasil narik becak tadi," Ayahku menyedorkan tumpukan uang kertas. Beberapa lembar terlihat lusuh seperti tahu nominal tak cukup berarti bagi orang lain, 2000 rupiah.

"Jangan begadang, nanti kamu sakit," ucap Ayah sambil berlalu dariku.

Ku tutup pintu dan melanjutkan keisenganku hari ini.

Dear...
Sejak SMA Ayah selalu memberiku hasil menarik becaknya setiap hari. Katanya biar Aku saja yang urus untuk makan dan kumpulin uang kontrakkan. Uang ini yang ku gunakan modal jualan diawal aku memutuskan berjualan saat beasiswa belum di tangan. Semoga Tuhan mengubah takdirku. Aamiin.

Bagaima kisah Aleena selanjutnya??
Note: di tunggu krisannya😊😊😊







Comments

  1. numpang promote ya min ^^
    Hayyy guys...
    sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
    dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
    di DEWAPK agen terpercaya di tunggu lo ^_^

    ReplyDelete

Post a Comment