(Image from google)
Topik penghapusan honorer menjadi perhatian bagi para pejuang NIP. Intensnya sosial media mempublish keputusan para wakil rakyat terkait penghapusan tenaga honorer menjadi debat hangat diantara para pejuang NIP.
Tentu pro dan kontra dalam setiap keputusan akan terjadi tapi siapakah yang akan paling merasa tersakiti?
Ya, tentu para honorer se-Indonesia.
Menjadi honorer adalah pilihan yang Terlanjur dipilih. Terlanjur mencintai profesi sesuai dengan harapan ketika menempuh pendidikan di jurusan itu. Misalnya Profesi Guru.
Andai tak mencintai profesi ini bisa dipastikan menjadi pekerja dibidang yang memberi kesempatan dengan jenjang pendidikan yang dimiliki diambilnya jua. Ya, Kendatipun berubah profesi.
Menjadi honorer memang menjadi kelompok yang dipandang sebelah mata bagi sebagian orang dalam instansi. Bukannya menimbulkan empati apalagi rasa hormat. Takutnya, lahirnya keputusan penghapusan honorer oleh para wakil rakyat adalah karena honorer dianggap menjadi beban pemerintah.
Saya pribadi setuju saja dengan penghapusan honorer. Penghapusan honorer dengan cara mengangkatnya menjadi PNS. Dengan begitu tak ada lagi honorer. Penghapusan honorer dengan mengangkat menjadi PNS menjadi solusi dalam menyelesaikan masalah tanpa Dzolimisasi.
(Image from google)
Bagaimana kompetensinya?
Perlu diingat mereka melewati fase belajar di jenjang pendidikan yang linear dengan statusnya sebagai honorer. Tidak hanya itu, pengalaman bertahun-tahun di tempat pengabdian tentu memberinya pengetahuan.
Mengapa tak lulus lulus CPNS?
Jawabannya sederhana. Kuota yang disediakan hanya satuan banding puluhan bahkan ratusan. Bagaimana mungkin mereka bisa lolos?
Kelulusan CPNS untuk mengubah status honorernya bukan tanpa perjuangan ataupun belajar menghadapi tes tersebut tetapi lebih pada takdir yang menantangnya dengan sebuah kesabaran hingga diwaktu yang tepat. Meyakininya menjadi sumber kekuatan mereka bertahan hingga kini.
So, penghapusan tanpa solusi yang jelas tentu adalah sebuah kedzaliman terhadap hati-hati yang telah ikhlas dalam penantian panjang.
Comments
Post a Comment