Rara dan Lumba-Lumba

Image from google

Pukul 21.00  waktu tidur yang dibiasakan ayah di rumah terutama untuk Rara si gadis cilik yang pandai. Seperti biasa ibu akan menengok Rara di kamar. Ibu membuka pintu  secara perlahan. Didapatinya Rara belum  juga tertidur.

"Wah anak sholeha Ibu kok belum tidur?" Ibu mendekati Rara dan duduk dipinggir ranjang  dibelainya rambut ikal milik si buah hati.

"Tidak bisa tidur Bu" jawab Rara dengan wajah memelas. Ia sudah berbaring sejak sepuluh menit yang lalu tetapi matanya belum mau terpejam.

"Mau Ibu ceritakan tentang lumba-lumba yang  baik hati?" 

"Iya Bu. Rara mau."

Rara membalikkan tubuhnya searah tempat ibu duduk. Ibu juga  mengambil bantal dan menjadikan sandaran punggungnya. Ibu pun mulai bercerita.

"Dahulu kala di lautan biru. Hiduplah lumba-lumba yang kehilangan kawanannya. Ia terpisah di tengah perjalanan" ucap Ibu.

Ia sering diledek karena berbeda dari para ikan yang hidup di wilayah itu. Ia pun selalu terlihat sedih.

"Hai lumba-lumba. Kamu bukanlah bangsa ikan tapi bangsa hewan di darat yang melompat" ledek ikan Rure.

Lumba-lumba hanya terdiam.
 Ledekkan ikan rure memang ada benarnya. Ia tidak hanya dapat berenang tetapi dapat juga melompat di atas permukaan air.

Sebenarnya si Rure iri dengan si Lumba-lumba. Namun karena si Lumba-lumba tidak punya keluarga dan teman ia dijadikan bahan tertawaan.

Lumba-lumba pun bersedih. Ia sudah tidak tahan mendengar ledekkan para ikan rure. Ia pun pergi meninggalkan kawanan ikan rure.

Di perjalanan didengarnya suara dari dasar lautan meminta tolong.

"Tolong ... tolong ... tolong."

Si Lumba-lumba mendengar teriakkan yang terpantul dari karang di dasar lautan. Ia merasa kasihan mendengar teriakan itu tetapi dia tidak bisa turun ke dasar lautan dalam waktu yang lama. Lumba-lumba membutuhkan oksigen untuk bernapas yang dihirupnya di atas permukaan air. 

"Apa yang harus kulakukan Aku bisa tenggelam jika dasar lautan ini terlalu dalam? Aku harus naik ke permukaan air untuk bisa bernapas? Bagaimana ini?" Berbagai pertanyaan berputar di benaknya. Sementara itu teriakan dari dasar lautan terus memanggil.

"Tolong aku ... siapa pun yang di atas tolonglah aku."

Teriakannya sangat mengharukan si Lumba-lumba. Ia pun memutuskan menyelamatkan apa pun yang meminta tolong di dasar lautan itu. 

Si lumba-lumba pun mengirim sinyal ke dasar lautan. Lalu mulai menghitung berapa benda yang menghalangi jalannya untuk sampai di sumber suara. 

'Ada dua benturan yang akan menghalangi jalanku' pikir si lumba-lumba.

Si Lumba-lumba pun meloncat setinggi-tingginya agar bisa terdorong lebih jauh ke dalam lautan dan segera sampai ke dasar lautan.

"Huuupttt...Buuuk."
Air permukaan pun memberikan riak karena lompatan lumba-lumba ke atas permukaan dan langsung ke dalam lautan.

"Tolong aku Tuan Lumba-lumba" pinta ikan duyung ketika melihat lumba-lumba mendekatinya.

"Mengapa kamu bisa terjebak di antara karang ini?" tanya Lumba-lumba sambil didorongnya karang-karang yang menjebak ikan duyung dengan mulutnya.
"Aku melihat alga-alga yang indah" jawab ikan duyung seraya menunjuk alga yang terletak di antara dua karang.

Sementara itu lumba-lumba tidak menyadari mulutnya mulai terluka. Ia terus mendorong karang yang masih menjepit ekor ikan duyung.

Si Lumba-lumba terus mendorong karang. Kini mulutnya mulai mengeluarkan darah. Ia juga tidak menyadarinya. 

"Dorong, dorong, dorong," gumam si Lumba-lumba.

Ikan duyung terus mengerakkan ekornya ke kanan ke kiri lalu ke kiri ke kanan.

"Hore ...,"  teriak ikan Duyung.
Ekor ikan duyung terlepas dari jepitan kedua karang. Dia berenang ke sana kemari mengelilinggi karang. Ia terlupa  mengucapkan terima kasih pada si Lumba-lumba.

"Tuan Lumba-lumba ...,"  teriak  ikan Duyung dari kejauhan.

Tidak ada jawaban dari  si Lumba-lumba. Matanya mulai berkedip-kedip. Ikan duyung tahu si Lumba-lumba mulai  kelelahan dan kehabisan oksigen.

''Bagaimana ini? Aku harus bagaimana?'' guman ikan Duyung. 

Ikan  duyung bingung, bagaimana menolong si Lumba-lumba. Tubuhnya yang kecil tidak cukup kuat untuk mendorong   si Lumba-lumba ke atas permukaan. 

Ikan duyung  merasa bersalah. Dia bersedih. Lalu, ia teringat mutiara kerang ajaib yang dimiliki keluarga ikan duyung. Mutiara kerang ajaib itu mampu membuat bernapas di dasar lautan dalam waktu yang lama. 

Ia pun berenang dengan sangat cepat melewati terumbu-terumbu karang untuk sampai ke kerang ajaib. Namun, diperjalanan dia teringat belum meminta izin pada ibu.

'Tidak,  aku belum izin pada ibu. Aku harus izin dulu, ini milik keluarga bukan milikku sendiri,' pikir ikan Duyung.

"Ibu ..., Bu ...," teriak ikan Duyung.
 Dia terus berenang sambil berteriak memanggil ibu. Ia sedih dan takut tidak bisa menolong si Lumba-lumba.

"Ada apa,  Anakku? Ibu disini," kata Ibu seraya menuju ke anaknya.

"Ibu, tadi aku terjepit di antara karang. Lalu, aku diselamatkan oleh Tuan Lumba-lumba," kata ikan Duyung.

"Lalu, ada apa, Nak?"

"Itu, Tuan Lumba-lumba sekarang kelelahan dan sulit naik ke permukaan untuk menghirup oksigen. Dia butuh mutiara kerang ajaib kita," balas ikan Duyung dengan tergesa-gesa menjelaskan pada ibu.

"Dimana Tuan Lumba-lumba? 

"Ada di sana, Bu. Ayo, Bu ke sana," pinta ikan duyung.

Mereka pun berenang ke tempat si Lumba-lumba berada. Didapatinya si Lumba-lumba semakin  sulit bernapas. Ibu ikan duyung segera memasukkan mutiara kerang ajaib  ke dalam mulut si Lumba-lumba.

Perlahan-lahan,  si Lumba-lumba mulai bisa mengatur napasnya. 

"Terima kasih, Tuan Lumba-lumba. Atas kemurahan hatimu. Dengan mutiara kerang ajaib itu, setiap kali manusia melihat mulutmu mereka akan mengetahui bahwa  kau adalah sahabat manusia dan akan dikenal sebagai si Lumba-lumba yang baik hati. Kau juga akan selalu terlihat tersenyum," ucap Ibu.

"Terima kasih atas mutiara ajaib ini, Ibu Duyung. Aku  juga akan dengan mudah menemukan keluargaku dengan ini. Sampai jumpai, semoga kita bertemu dilain kesempatan," balas Lumba-lumba dan berlalu meninggalkan ikan duyung.

*
Ibu memalingkan wajahnya kearah Rara. Dia melihat Rara sudah terlelap. Lalu, diperbaiki selimut dan diciumnya sebelum meninggalkan  kamar Rara.

Sementara itu Rara bermimpi bertemu dengan lumba-lumba.Si Lumba-lumba memberikan mutiara kerang ajaib pada Rara. Rara pun akan dikenal sebagai anak yang baik hati dan sering tersenyum.

Sekian.

Comments

Post a Comment